SEPERTI MENDAKI HALILINTAR
Ku nafaskan kesuksesan ini dengan kasih dan sebilah senyuman
Terbayang akan betapa peliknya
untuk menggapai anak tangga yang kadang datang,
kadang menghilang
Kesukaran itu membawaku melampaui batas
Kala keguyuran dengki, iri dan benci melintas
Hirupan adalah tangis dan sakit
Hirupan adalah sulit dan terkesan pelit
Mahadaya seperti tersingkir dan terasing
Kekuatan bagaikan terkikis, mengalir
Kala, kalanya menghimpit
Namun butir – butir pelik itulah yang membawaku melambung
Meski anak tangga terasa cemeti beraliran listrik,
Yang menghantam tubuhku tiap kali ia mau
Namun, Cemeti itu pulalah yang mengalirkan nafasku,
Meggetarkan darahku,
Menerbangkan tubuhku pada harapan yang tak pernah ku mampu
Seperti mendaki halilintar, menggapai awan
Teredam oleh nyanyian syukur penuh kemenangan
Oktavia, Januari 2012