GALAU
Jungkirbalik aku di antara siang dan malam
Menghirup nafas yang setiap detiknya terasa semakin menyesakkan.
Katak dalam tempurung
Terbelenggu dengan apa yang dikata kebebasan
Terjerat oleh pergolakan nasib yang nyata sebagia permainan.
Suara – suara jelata senantiasa menyiangiku
Menarik dan menghempaskanku, lalu memeluk dalam sebuah kebersamaan
Rasanya diri ingin mati
Membebaskan jiwa dari raga yang pelik ini
Kenapa tak jua kau teteskan air mata, Duhai pelupuk yang tandus?!
Hatiku telah terlanjur mengeruh dan mencari pelampiasan untuk menjernihkanya kembali
Neraka dan surga menari – nari dipelupuk mata
Menyiapkan diri utuk segera ku sambut mereka
Kini ku lelah...
Lelah akan semua yang membelitku
Tiada sandaran bahkan Tuhan sekan menghilang
Menyisakanku yang hanya mengambang dalam kegetiran
Oktavia, Januari 2012
0 komentar:
Posting Komentar